LIMGKARTANGRANG.COM - Bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, kecelakaan, hingga sakit merupakan ketetapan Allah yang tidak dapat kita duga datangnya.
Bencana seperti gunung meletus merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan. Begitu pula dengan gempa bumi. Sebagai manusia. Kita hanya dapat memprediksi, berusaha mencegah, dan mengatasi agar kerusakan dan korban minimal.
Bagaimana seharusnya kita sebagai umat Islam menyikapi bencana? Benarkah semua terjadi karena dosa manusia? Buya Yahya menjelaskan dalam salah satu kajiannya yang ditayangkan di media sosial.
Baca Juga: Ujian Datang, Musibah atau Tanda Kita Disayang Allah? Ini Kata Buya Yahya
Cara Menyikapi Bencana Menurut Buya Yahya
Di dunia ini, hampir tidak ada manusia yang mau sakit dan menderita, mendapatkan musibah yang menyayat hati. Namun, seperti kata pepatah, malang tak dapat ditolak dan untung tidak dapat diraih. Sekuat apapun kita menghindar, takdir Allah akan menghampiri.
Dalam Islam, setiap bencana dan kesakitan diketahui mempunyai dua makna, ujian dari Allah untuk mengangkat derajat manusia dan teguran atau azab atas dosa yang telah dilakukan. Meskipun demikian, tidak ada yang tahu persis ketika sesuatu yang buruk terjadi, ujian atau azab?
Berdasarkan hal tersebut, Buya Yahya menerangkan, Allah sangat mencintai hamba-Nya. Ujian atau azab, keduanya merupakan tanda Allah akan mengangkat derajat manusia.
"Kaidahnya sederhana, jika ada seorang hamba diuji oleh Allah, itu tanda Allah cinta karena akan mengangkat derajatnya," ucap Buya Yahya sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari Kanal YouTube Al Bahjah TV, 18 Februari 2024.
Dengan memahami kaidah di atas, muslimin tidak akan putus asa moeski hidup terasa menghimpit. Husnudzon akan selalu hadir, Allah cinta pada kita.