LINGKARTANGERANG.COM - Perang Hamas versus Israel telah berlangsung hampir 5 bulan. Pada masa itu, persediaan makanan dan berbagai kebutuhan pokok terus menipis. Akibatnya, harga-harga di Gaza melonjak.
Penawaran dan persediaan yang menipis tidak sebanding dengan permintaan menjadi sebab utama harga-harga di Gaza melonjak. Banyak warga yang membutuhkan sembako tidak dapat memperolehnya.
Untuk mengatasi hal di atas, orang-orang bersenjata dan bertopeng turun ke jalan-jalan di Gaza. Mereka menyebut akan melindungi rakyat dan menegakkan hukum setelah banyak polisi tidak lagi bertugas karena terdampak perang.
Baca Juga: Israel Serang Pemukiman Warga Palestina di Rafah Gaza Selatan, Sedikitnya 7 Orang Tewas
Orang-Orang Bersenjata dan Bertopeng di Jalan Gaza
Sebagian besar warga Palestina kini berada di tempat-tempat penampungan untuk melindungi diri dari serangan Israel. Kebanyakan dari mereka berada di Rafah, wilayah perbatasan dengan Mesir. Namun, ditutupnya akses masuk dan keluar Gaza mengakibatkan pendistribusian makanan, obat-obatan, dan bantuan terhambat. Harga-harga pun melonjak tidak terkendali.
Untuk mengatasi hal itu, sekelompok orang bersenjata dan bertopeng turun ke jalan di Gaza. Mereka mulai berpatroli di Rafah.
Foto-foto di media sosial menunjukkan, pria-pria bertopeng ski dengan tudung menutupi kepala, berdiri di samping kios-kios pasar. Dalam salah satu foto, dua pria memegang senapan serbu. Di foto lainnya, enam pria mengacungkan tongkat.
Baca Juga: Sekolah-Sekolah di Berlin Diminta untuk Sebarkan Selebaran yang Gambarkan Nakbah 1948 Mitos
Para pria yang memegang tongkat juga mengenakan ikat kepala. Ada tulisan di sama dengan slogan dalam bahasa Arab "Komite Perlindungan Publik".