Network
LINGKARTANGERANG.COM - Ketegangan regional kawasan Timur Tengah terus meningkat pasca serangan Iran ke Tel Aviv Sabtu, 13 April 2024 lalu. Negara republik tersebut melakukan serangan pertamanya sebagai tanggapan atas serangan Israel ke konsulatnya di Damaskus.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi di pangkalan militer di pinggiran Teheran mengatakan, operasi bertujuan menurunkan kejayaan Zionis. Hal yang tentu saja berpotensi mendapatkan serangan Israel yang mendapat dukungan dari sekutunya, Amerika Serikat.
Selain itu, presiden juga menyebut, operasi militer ingin menunjukkan bahwa angkatan bersenjatanya lengkap. Dia tidak khawatir dengan serangan Israel.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Qatar Bahas Ketegangan Regional Pasca Serangan Iran ke Israel
"Operasi ini menunjukkan, bahwa angkatan bersenjata kami lengkap," kata Ebrahim Raisi dalam pidatonya kepada tentara reguler Koroa Garda Revolusi Islam (IRGC) sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari Al Arabiya, Rabu 17 April 2024.
Iran Pamerkan Rudal
Dalam kesempatan yang sama, Iran memamerkan beberapa persenjataan yang digunakan untuk menyerang lawan. Mereka siap mempertahan diri dari serangan Israel.
Di antara senjata yang ditunjukkan, yaitu beberapa versi drone Ababil, Arash, dan Mohajer. Ada pula rudal balistik jarak menengah Dezful dan sistem pertahanan udara S-300.
Presiden menegaskan pada hari Rabu, tindakan agesi sekecil apapun dari pasukan Netanyahu akan mengarah kepada respon yang sengit dan parah. Militernya sudah siap bertempur.
Komandan angkatan udara Iran, Hamid Vahedi memperingatkan musuhnya agar tidak melakukan kesalahan strategis.
