LINGKARTANGERANG.COM - Israel diduga benar-benar akan menyerang Rafah, wilayah selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Jumat, 16 Februari 2024 pasukan sudah menyerang dan mengepung RS Nasser di Khan Younis.
Situasi Rafah disebut berbagai sebagai berbahaya. Mahkamah Internasional PBB (ICJ) yang baru saja memutuskan untuk tidak memerintahkan pemerintah Zionis melakukan apapun, bereaksi.
Mahkamah Internasional PBB (ICJ) menuntut penerapan segera tindakan sementara, seperti gencatan senjata.
Baca Juga: Setelah Gaza Tengah, Kini Israel Mulai Serang Rafah saat Diplomasi Gencatan Senjata
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang masih terus memberikan bantuan militer terhadap sekutu utamanya di Timur Tengah hanya berharap. Gedung Putih meminta Israel tidak melakukan invasi besar-besaran ke Rafah. Sebuah tempat di mana 1,4 juta warga Palestina berlindung.
Dalam catatan Otoritas Palestina, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 28.775 warga dan melukai 68,552 orang. Pihak Israel mengklaim, jumlah korban tewas dari pihaknya 1139 orang.
Perang akan Terus Berlanjut
Desakan senjata terus menyudutkan Israel dan sekutu AS. Namun, pihak PM Netanyahu dan pasukannya tidak bergeming.
Menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz mengatakan, pertempuran di Gaza dapat berlanjut hingga bukan suci Ramadhan jika Hamas tidak membebaskan tawanan.
"Perang dapat berlanjut hingga Ramadhan yang dimulai bulan Maret dan meluas ke Rafah jika sandera tidak dibebaskan," ancam Gantz sebagaimana dilansir LingkarTangerang.Com dari Al jazeera, Sabtu 17 Februari 2024.