Buya Yahya pun mengingatkan, kita tidak seharusnya menyakini ada hari sial dan baik untuk menikah atau mengerjakan amalan baik lain.
Baca Juga: Puasa Syawal Tidak Berturut-Turut, Bolehkah? Ini Jawaban Buya Yahya
"Jangan meyakini bahwa ini hari baik, ini hari naas, hari sengsara. Enggak boleh semacam itu," larang Buya Yahya.
Buya Yahya menyebut, kita tidak harus percaya dengan segala macam perhitungan hari naas dan baik. Semua itu berdasarkan ilmu perdukunan, bukan Islam. Semuanya tidak bisa dihubungkan dengan nasib dan masa depan yang hanya diketahui Allah.
"Kalau sudah sepakat keluarga, jangan bikin gelisah. Sudahlah, hari yang ditentukan InsysAllah hari baik," cetusnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah di Cirebon itu pun memberikan saran, waktu pernikahan hendaknya dilandasi shalat istikharah dan kesempatan yang dimiliki. Jika calon mempelai dan keluarga besar sibuk, tentukan satu hari luang.
Tidak perlu datang ke 'orang pintar' untuk menentukan waktu terbaik pernikahan. Kalau pun ada kyai yang menentukan hari baik, beliau menyesuaikannya dengan kesibukan diri sendiri, bukan dengan segala perhitungan hari weton, dan lain-lain.
Baca Juga: Potong Kuku di Hari Sabtu dan Senin Tidak Dapat Rahmat Allah SWT? Ini Kata Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, ramalan hari baik sering kali membuat muslimin suudzon alias berburuk sangka di masa depan. Jika terjadi hal yang buruk akan selalu dikaitkan dengan hari naas yang telah dilanggar.
"Hari pernikahan adalah semuanya baik. Bahkan semakin cepat semakin baik," pungkas Buya Yahya. ***