Hari Sial dan Baik untuk Nikah, Bagaimana Menurut Islam? Ini Kata Buya Yahya

- 14 April 2024, 15:00 WIB
Buya Yahya jelaskan hari sial menikah menurut ajaran Islam.
Buya Yahya jelaskan hari sial menikah menurut ajaran Islam. /Tangkapan Layar Kanal YouTube Buya Yahya/

LINGKARTANGERANG.COM - Bulan Syawal disebut sebagai salah satu terbaik untuk menikah. Namun, tidak semua orang dapat melakukannya karena berkaitan dengan hari sial dan baik.

Beberapa orang masih harus mencocokkan, apakah waktu menikahnya tidak tergolong hari sial. Waktu menikah yang jika dipaksakan akan membuat keluarga tidak baik di kemudian hari. Masa depannya diperkirakan akan buruk selamanya. 

Hari sial tersebut biasanya diperhitungkan berdasarkan kelahiran kedua calon mempelai dan keluarga besar atau kecocokan lain. Ada tokoh tertentu yang membantu menghitungkannya.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Puasa Syawal? Ini Kata Buya Yahya

Bagaimana hari sial untuk menikah menurut Islam? Buya Yahya menjawabnya dengan lugas dan tegas.

Hari Sial untuk Nikah Menurut Islam

Pada dasarnya pernikahan merupakan ibadah yang harus disegerakan jika sudah ada jodohnya.

Dalam Islam, urusan pernikahan ini dianjurkan untuk dipermudah. Pihak perempuan sebaiknya tidak meminta mahar di luar kemampuan. Begitu pula dengan pihak keluarga laki-laki, jangan memberikan syarat yang berat.

"Seindah-indah dalam pernikahan adalah yang paling mudah," kata Buya Yahya sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari Kanal YouTube Buya Yahya, Sabtu 24 April 2024. 

Hal tersebut disampaikan Buya yang mempunyai nama lengkap Profesor Doktor Yahya Zainal Ma'arif, Lc. karena melihat fenomena yang ada dalam masyarakat Indonesia. Untuk menikah, sering kali keluarga besar harus mencocokkan dengan hari baik, naas, dan sial. Bahkan, ada yang akhirnya gagal menikah karena dianggap tidak ada kecocokan hari.

Buya Yahya pun mengingatkan, kita tidak seharusnya menyakini ada hari sial dan baik untuk menikah atau mengerjakan amalan baik lain.

Baca Juga: Puasa Syawal Tidak Berturut-Turut, Bolehkah? Ini Jawaban Buya Yahya

"Jangan meyakini bahwa ini hari baik, ini hari naas, hari sengsara. Enggak boleh semacam itu," larang Buya Yahya.

Buya Yahya menyebut, kita tidak harus percaya dengan segala macam perhitungan hari naas dan baik. Semua itu berdasarkan ilmu perdukunan, bukan Islam. Semuanya tidak bisa dihubungkan dengan nasib dan masa depan yang hanya diketahui Allah.

"Kalau sudah sepakat keluarga, jangan bikin gelisah. Sudahlah, hari yang ditentukan InsysAllah hari baik," cetusnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah di Cirebon itu pun memberikan saran, waktu pernikahan hendaknya dilandasi shalat istikharah dan kesempatan yang dimiliki. Jika calon mempelai dan keluarga besar sibuk, tentukan satu hari luang.

Tidak perlu datang ke 'orang pintar' untuk menentukan waktu terbaik pernikahan. Kalau pun ada kyai yang menentukan hari baik, beliau menyesuaikannya dengan kesibukan diri sendiri, bukan dengan segala perhitungan hari weton, dan lain-lain.

Baca Juga: Potong Kuku di Hari Sabtu dan Senin Tidak Dapat Rahmat Allah SWT? Ini Kata Buya Yahya

Menurut Buya Yahya, ramalan hari baik sering kali membuat muslimin suudzon alias berburuk sangka di masa depan. Jika terjadi hal yang buruk akan selalu dikaitkan dengan hari naas yang telah dilanggar.

"Hari pernikahan adalah semuanya baik. Bahkan semakin cepat semakin baik," pungkas Buya Yahya. ***

Editor: H Prastya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah