LINGKARTANGERANG.COM - Telah menjadi kebiasaan pada beberapa bagian masyarakat Indonesia untuk melaksanakan tahlilan orang meninggal dunia.
Tahlilan yang kerap disebut juga sebagai selamatan umumnya diselenggarakan di waktu satu sampai 7, seratus, hingga seribu hari. Di sini keluarga mengundang tetangga untuk berdoa dan melaksanakan pengajian. Setelah selesai, tamu dibawakan sembako atau makanan matang sebagai sedekah.
Tahlilan 7 hari da seterusnya ini kerap menjadi perdebatan di kalangan sesama muslim. Oleh karena itu, Buya Yahya menjelaskan maknanya dalam satu kajian.
Baca Juga: Selamatan atau Tahlilan 7 Hari Orang Meninggal Bid'ah? Ini Jawaban Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, setelah muslim meninggal dunia, kerabatnya terutama anak dapat melakukan dua hal, yakni sedekah dan doa.
"Di saat sanak atau kerabat atau keluarga meninggal kita dianjurkan untuk berbakti dengan cara mendoakan mereka dengan doa sebanyak-banyaknya," kata Buya Yahya sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari kanal YouTube Al Bahjah TV 6 Juli 2023.
"Jika kita punya rezeki, sebagiannya dipotong .. Kita sedekahkan untuk orang tua," tambahnya.
Dari sana, Buya Yahya menilai, membacakan tahlil termasuk mengirimkan doa sebanyak-banyaknya. Sementara sembako atau makanan matang yang diberikan merupakan bagian sedekah.
Baca Juga: Berdoa Sambil Sujud di Luar Waktu Shalat, Bolehkah? Ini Jawaban Tegas Buya Yahya