Network
LINGKARTANGERANG.COM - Politik uang alias bagi-bagi uang jelang Pemilu 2024 agar memilih calon tertentu sejatinya melanggar undang-undang. Namun, di beberapa tempat hal ini masih dilaporkan terjadi, secara terang-terangan maupun sembunyi.
Sebagian masyarakat yang disodori politik uang menerima karena tidak enak hati. Ada yang juga yang menyebutnya sebagai haram, tidak sesuai hati nurani. Lainnya, menerima tetapi berniat tidak memilih calon yang ditawarkan pemberi di Pemilu 2024.
Bagaimanakah seharusnya kita bersikap sebagai muslim? Bolehkah kita menerima saja politik uang karena menghormati tetapi tidak memilih? Lalu, bagaimana dengan calon legislatif yang mengajak makan-makan? Demikian pertanyaan salah satu peserta kajian Profesor Yahya Zaina Ma'arif, Lc. yang lebih dikenal dengan panggilan Buya Yahya.
Baca Juga: Timses Caleg Bagi-bagi Uang, Bolehkah Uangnya Diterima Saja? Ini Saran Buya Yahya
Buya Yahya Minta Kita Perhatikan 2 Hal untuk Politik Uang Jelang Pemilu 2024
Buya Yahya tidak menjelaskan halal haram politik uang untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta kajian. Dia mengajak umat muslin untuk berpikir tentang dua hal, sebelum menerima uang yang dibagikan caleg dan capres.
1. Hati Jangan Terbelah
Menurut Buya Yahya, menerima pemberian yang di belakangnya ada tujuan tertentu akan membuat hati terbelah. Muslim akan kehilangan izzah dan kewibawaannya karena kita cenderung kepada dunia.
Setelah menerima uang, kita akan merasa tidak enak hati dan akhirnya memilih pemimpin yang seharusnya tidak pantas. Apalagi kalau pemberian tersebut jumlahnya cukup besar. Hati akan mempunyai kecenderungan.
"Hati kita cenderung kepada dunia. Kuat sekali sehingga menjadikan kita itu tidak enakan hati merasa sudah menerima uangnya," terang Buya Yahya sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, 31 Desember 2023.
Baca Juga: Tanggapi Timses Caleg Bagi-bagi Uang, Buya Yahya: Hati Kita Cenderung Kepada Dunia
