LINGKARTANGERANG.COM - Tahun 2024 tinggal beberapa hari lagi. Waktu di mana masyarakat Indonesia akan menentukan pilihannya untuk wakil rakyat dan presidennya. Oleh karena itu banyak yang menyebutnya sebagai tahun politik.
Kampanye partai dan capres cawapres sudah dimulai sejak akhir bulan November 2023. Tahun politik sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum itu.
Beberapa ulama di bulan Desember ini sudah menyatakan dukungannya kepada salah satu pihak, terutama capres dan cawapres. Lainnya memilih belum mengumumkan keberpihakan.
Baca Juga: Kita Sudah Lama Ribut, Ini Pesan Buya Yahya untuk Capres dan Cawapres
Bagaimana sikap ulama seharusnya di tahun politik? Salah satu peserta kajian Profesor Yahya Zainal Ma'arif, ulama yang kerap dipanggil Buya Yahya memberikan pertanyaan tersebut.
Ulama di Tahun Politik Menurut Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, boleh saja seorang ustadz atau ulama memihak pihak tertentu (partai atau pasangan capres cawapres) dan mengumumkan hingga mengajak orang lain untuk ikut pilihannya. Yang penting keputusan tersebit tidak didasarkan pada kepentingan pribadi dan kelompok.
Sebelumnya, Buya memang sudah mengingatkan ulama untuk tidak memilih karena ingin dibangunkan pesantren atau sejumlah uang.
"Seorang Ustadz yang memang Anda punya keyakinan tentang calon yang Anda pilih dan sudah membebaskan diri dari kepentingan pribadi, boleh kok mengajak orang lain," tutur Buya Yahya sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, 20 Desember 2023.
Baca Juga: Buya Yahya Bagikan 3 Resep Agar Pilpres 2024 Damai: Capres Bukan Malaikat