LINGKARTANGERANG.COM - Pemahaman orang dalam beragama memang sering berbeda-beda, termasuk umat Islam. Apalagi ada beberapa hal yang khilafiyah, berbeda pendapat.
Tidak jarang pemahaman yang berbeda menimbulkan perdebatan. Beberapa orang menilai, yang tidak sama dengannya salah, bid'ah, syirik, berdosa, dan masuk neraka.
Salah satu contohnya adalah dalam menyelenggarakan perayaan ulang tahun (ultah). Rasulullah SAW tidak pernah memperingati hari lahirnya sehingga perayaannya disebut bid'ah hingga syirik atau mempersekutukan Allah SWT. Pada akhirnya, perbuatan itu menyebabkan kita salah dan berdosa besar.
Baca Juga: Perayaan Ultah Disebut Syirik, Buya Yahya: Beragama Harus Berguru di Tempat yang Benar
Profesor Yahya Zainal Ma'arif, Lc., ulama yang lebih dikenal dengan nama Buya Yahya membahas tentang mudahnya menyebut orang lain sebagai syirik dan salah dalam kajiannya.
Buya Yahya: Muncul Congkak dalam Beragama
Pada awalnya Buya Yahya menbahas tentang perayaan ultah, sebagaimana contoh di atas. Menurutnya, itu bukanlah sesuatu yang salah karena Rasulullah SAW juga mengingat hari lahirnya, yaitu Senin. Bahkan pada hari itu, Nabi berpuasa. Banyak hadist yang menjelaskan hal tersebut.
Jadi, perayaan ultah bukanlah perbuatan Syirik. Yang penting bukan pesta secara berlebihan, bercampur baur antar perempuan dan laki, disko, hingga menyediakan alkohol penyebab mabuk.
"Menyebut kelahiran bukan kesalahan. Yang perlu diubah adalah caranya," kata Buya Yahya sebagaimana dikutip LingkarTangerang.Com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, 11 Desember 2023.