LINGKARTANGERANG.COM - Artis yang kini dikenal sebagai pendakwah, Ustadzah Oki Setiana Dewi kembali menjadi perbincangan. Pasalnya, dia baru saja menggelar pesta ulang tahun (ultah) anak sulungnya, Maryam Nusaibah Abdullah.
Oki Setiana Dewi mendapat banyak kritik dan kecaman ketika dia mengunggah momen ultah anaknya tersebut di Instagram.
Beberapa netizen menilai, perayaan ultah yang diselenggarakan Oki Setiana Dewi tidak pantas dilakukan oleh seorang yang bergelar ustadzah. Itu merupakan hal yang mengarah kepada syirik.
Baca Juga: Buya Yahya: Muslim Tidak Pernah Shalat Lima Waktu Bisa Masuk Surga
Benarkah perayaan ultah merupakan suatu amalan syrik yang dilakukan oleh umat Islam? Simak penjelasan Profesor Yahya Zainal Ma'arif, Lc., yang lebih akrab dipanggil Buya Yahya sebagai berikut.
Perayaan Ultah Termasuk Syirik? Ini Jawaban Buya Yahya
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 20 April pada 571 Masehi atau 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Nama itu diberikan karena pada tahun yang sama, Raja Abrahah menyerang Mekkah dengan tentara menunggangi gajah.
Banyak sahabat yang menyebut, Rasulullah SAW selalu mengingat hari lahirnya. Bahkan, Nabi berpuasa di setiap hari Senin.
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْم الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ" : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ ." رواه مسلم
"Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku". (HR. Muslim)
Berdasarkan hal di atas, Buya Yahya meyakini, Nabi pun mengingat hari lahirnya. Jadi, tidak masalah dengan perayaan ultah yang notabene juga merupakan cara orang mengingat hari lahir.