Israel Terus Serang Gaza, PBB: Kelaparan Hampir Tak Bisa Dihindari

2 Maret 2024, 06:00 WIB
Seorang anak perempuan di Gaza mengalami mal nutrisi di tengah kekhawatiran kelaparan. /Ibraheem Abu Mustafa/

LINGKARTANGERANG.COM - Israel terus menyerang Gaza dari utara hingga Rafah di Selatan yang berbatasan dengan Mesir. Akibatnya, PBB memperingatkan kelaparan hampir tidak bisa dihindari.

Meskipun demikian, PBB dan lembaga kemanusiaan lain belum ada yang mengumumkan kelaparan di Gaza. Kondisi masyarakat Palestina sendiri semakin memburuk  sejak perang dimulai awal Oktober 2023.

Juru bicara badan kemanusiaan PBB, OCHA, Jens Laerke menyebut, pengumuman akan adanya kelaparan di Gaza kemungkinan akan sangat terlambat.

Baca Juga: Harga-harga di Gaza Melonjak, Orang-orang Bersenjata dan Bertopeng Turun ke Jalan untuk Kendalikan

"Begitu bencana kelaparan diumumkan, sudah terlambat bagi banyak orang," kata Jens Laerke sebagaimana dilansir LingkarTangerang.Com dari Al Arabiya, Jumat 1 Maret 2024.

"Kami tidak ingin mengalami situasi seperti itu dan kami memerlukan perubahan sebelum itu terjadi," lanjutnya di Jenewa.

Tidak hanya PBB, badan-badan kemanusiaan lain memperkirakan hal yang sama. Ada 2,2 juta orang di Jalur Gaza dalam keadaan memprihatinkan. 

"Kita harus melihat apa yang semakin banyak suara, semakin keras, katakan tentang situasi ketahanan pangan di Jalur Gaza, khususnya wilayah utara," tutur Laerke.

"Jika sesuatu tidak berubah, kelaparan hampir tidak bisa dihindari mengingat tren yang ada saat ini," tambahnya.

Baca Juga: Israel Serang Pemukiman Warga Palestina di Rafah Gaza Selatan, Sedikitnya 7 Orang Tewas

Penyebab Gaza Mungkin Dilanda Kelaparan

Penyebab kelaparan di Gaza cukup kompleks karena perang. Laerke menyebutkan, penutupan impor makanan komersial yang hampir total, sedikitnya truk yang masuk membawa bantuan, dan hambatan ke akses distribusi di dalam wilayahnya menjadi faktor utama.

Fondasi makanan sehari-hari masyarakat Palestina dirampas sejak perang. 

Sebelumnya ketahanan pangan relatif baik. Gaza yang sebagian besar wilayahnya berada di pesisir dulu mampu memproduksi makanan sendiri. Industri perikanan mereka juga cukup aktif sampai akhirnya berhenti total. 

Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia, Christian Lindmeier mengatakan, berdasarkan statistik dari kementerian kesehatan Hamas, 10 anak diketahui meninggal kelaparan di rumah sakit.

Secara nyata, angka tersebut bisa lebih besar lagi. Bahkan, hari ini, pasukan Israel di Gaza melepaskan tembakan ke arah warga yang berebut bantuan makanan. Insiden yang sangat kacau dan menewaskan lebih dari 100 orang. 

Baca Juga: Sekolah-Sekolah di Berlin Diminta untuk Sebarkan Selebaran yang Gambarkan Nakbah 1948 Mitos

"Orang-orang sangat membutuhkan makanan, air bersih, persediaan apapun. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkan makanan, persediaan apapun untuk menghidupi anak-anak dan diri mereka sendiri," komentar Lindmeier.

"inilah bencana sesungguhnya di sini. Makanan dan persediaan sangat langka sehingga kita melihat situsi seperti ini," pungkasnya. ***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler