LINGKARTANGERANG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini dikabarkan bukan lagi sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal tersebut diungkap oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas.
Di hadapan ribuan kader partainya, Zulhas mengatakan Jokowi sudah bergabung dengan PAN lantaran kerap "ribut" dengan partai yang membesarkan namanya itu.
Menanggapi keluarnya Jokowi dari PDIP, Pengamat Politik Rocky Gerung ikut buka suara. Dia menilai hal tersebut sebagai pemburukan partai.
"Itu pertanda pemburukan dan pendangkalan sebuah partai yang dibuat justru untuk mengawal reformasi. Kan PAN itu partai pertama yang secara terang-terangan didirikan untuk mengawal reformasi," kata Rocky Gerung.
"Amien Rais sebelumnya ada Majelis Amanat Rakyat terkait dengan kegiatan intelektual. Anak-anak PAN pertama itu orang-orang akademis sebetulnya," tambahnya, dikutip LingkarTangerang.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 10 Desember 2023.
PAN Dinilai sebagai Partai "Mainan" Jokowi
Rocky melihat, PAN di bawah kepemimpinan Zulhas hanya menjadi permainan politik Jokowi, bahkan memang sengaja disodorkan untuk dimainkan oleh orang nomor satu di Indonesia itu.
Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu mengatakan, kendali-kendali kekuasaan tidak bisa terhalang oleh PAN yang merupakan partai reformasi.
"Jadi, kendali-kendali kekuasaan tidak bisa terhalang oleh sifat dari PAN yang adalah partai reformis," ujarnya.
"Itu menunjukkan bahwa di dalam PAN itu paling enggak tiga-empat orangnya diincar oleh Jokowi untuk ditaklukkan oleh sprindik karena ada kasus korupsi di situ kan," sambungnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Ditolak Isi Kuliah Umum di UGM, Rocky Gerung: Dari Awal Pro Jokowi
Dia menuturkan, tidak mungkin PAN mengambil risiko untuk menjilat kekuasaan. Karenanya, dia mempertanyakan dimana marwah partai berlambang matahari putih itu.
"Itu yang kita anggap kok mudah sekali ya, sebuah partai yang sudah puluhan tahun dengan semangat reformasi akhirnya tenggelam dalam tukar tambah yang sangat merendahkan. Itu poin kita," ucapnya.***