Kapan Waktu yang Tepat Puasa Syawal? Ini Kata Buya Yahya

- 14 April 2024, 05:00 WIB
Buya Yahya menjelaskan waktu tepat melaksanakan puasa Syawal.
Buya Yahya menjelaskan waktu tepat melaksanakan puasa Syawal. /Tangkapan Layar Kanal YouTube Al Bahjah TV/

LINGKARTANGERANG.COM - Puasa Syawal merupakan ibadah Sunnah yang diberi nama sesuai dengan bulan pelaksanaannya.

Dalam beberapa hadist shahih, Nabi Muhammad SAW jelas menyebutkan waktu dan keutamaan puasa Syawal. 

"Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian disusul dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya bagaikan puasa setahun penuh," (HR. Bukhari dan An-Nasa'i).

Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara terperinci, waktu puasa Syawal. Namun. Ulama sepakat ibadah dapat dilaksanakan antara tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan. 

Baca Juga: Parcel Lebaran dan Hampers, Bagaimana Menurut Islam?

Mengenai pelaksanaannya enam hari berturut-turut dan kapan, Profesor Doktor Yahya Zainal Ma'arif, Lc. yang akrab dipanggil Buya Yahya menjelaskan dalam satu kajian.

Waktu Tepat Pelaksanaan Puasa Syawal Menurut Buya Yahya

Menurut Buya Yahya, dalam Mahzab Imam Syafi'i yang banyak dianut masyarakat Indonesia, puasa Syawal tidak harus dilaksanakan enam hari berturut-turut, meski hal itu lebih utama.

"Menurut Mahzab kita Imam Syafi'i, tidak harus berturut-turut," ucap Buya Yahya sebagaimana dilansir Lingkar Tangerang.Com dari Kanal YouTube Al Bahjah TV, 14 Juni 2027.

"Kalau ada yang berurutan lebih baik karena kebaikan itu harus disegerakan " tambahnya.

Ulama yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah di Cirebon tersebut menerangkan, kebiasaan manusia jika tahu waktunya masih panjang adalah menunda-nunda sehingga dikhawatirkan waktunya terlewat.

Jadi, kalau tidak dapat melaksanakannya secara berurutan, keutamaan puasa Syawal tetap ada. Semuanya bisa menyesuaikan. Buya Yahya pun mengingatkan, ibadah ini adalah Sunnah yang dikukuhkan. Jangan melaksanakannya sesuai hawa nafsu.

Baca Juga: Ramadhan Bulan Mulia, Ini Cara Wanita Haid Raih Keutamaannya Menurut Buya Yahya

Apa yang dimaksud ibadah sesuai hawa nafsu?

Dalam berbagai tradisi, terutama di Indonesia, setelah Ramadhan, bulan Syawal merupakan waktu tepat untuk bersilaturahim. Hendaknya puasa kita disesuaikan dengan jadwal tersebut sehingga tidak riya', terkesan sok, atau membuat orang lain tidak nyaman.

Misalnya, kita berkunjung ke rumah ibu (orang tua) atau guru yang sudah lama tidak didatangi. Mereka sudah memasak untuk menyambut kita. Dengan demikian, kita seharusnya tidak menolak hidangan dengan alasan puasa.

"Mohon maaf, saya lagi puasa ... Sok-soksn sekali manusia ... Seharusnya menyesuaikan karena ini sunnah," terang Buya Yahya.

Lalu, Buya menyebut, akan lebih baik jika ibadah puasa digabungkan dengan Sunnah lai sehingga keutamaan dan pahala yang diperoleh lebih banyak. Menggabungkan dua niat Sunnah dalam satu waktu dibolehkan.

Baca Juga: Berapa Kali Rasulullah SAW Khatam Al Quran di Bulan Ramadhan? Ini Penjelasan Ustadz Adi HIdayat

"Pilih hari yang juga Sunnah, misal Senin. Sunnah dengan Sunnah. Anda boleh niatkan dua-duanya," tegas Buya Yahya. ***

Editor: H Prastya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah