Ramadhan Berdarah, Israel Serang Warga Sipil Palestina di Kamp Nuseirat Gaza Tengah

- 17 Maret 2024, 10:20 WIB
Kondisi salah satu bagian di Kamp Nuseirat, Gaza tengah yang terus mendapat serangan udara Israel di Ramadhan berdarah.
Kondisi salah satu bagian di Kamp Nuseirat, Gaza tengah yang terus mendapat serangan udara Israel di Ramadhan berdarah. /Ahmed Zakot/

LINGKARTANGERANG.COM - Ramadhan berdarah di Gaza terus berlanjut. Israel serang warga Sipil Palestina dan tidak mengurangi serangannya sedikit pun.

Jumat, 16 Maret 2024 waktu setempat, Israel serang warga Palestina di Kamp Nuseirat di Gaza Tengah di kala mereka sedang bersiap untuk sahur.

Serangan udara menghantam gedung di Kamp Nuseirat, Gaza Tengah yang menewaskan 36 orang. Israel menyerang warga Palestina di mana para wanita sedang menyiapkan makanan sebelum berpuasa.

Baca Juga: Pasukan Israel Pasang Barikade Besi, Cegah Warga Palestina Shalat Jumat di Masjid Al Aqsa

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, melaporkan jumlah korban tewas yang sama, Mereka menyalahkan Israel atas serangan di Nuseirat. Sementara pihak Israel mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.

"Ini ibu saya, ayah saya, bibi saya, dan ini saudara laki-laki saya," kata Mohammed al-Tabatibi yang berusia 19 tahun dilansir LingkarTangerang.Com dari Al Arabiya, Minggu 17 Maret 2024. 

Tangan kiri Al-Tabatibi terluka dan dia dirawat di Al Aqsa, rumah sakit martir di dekat Deir-al Balah.

"Mereka mengebom rumah saat kami berada di dalamnya. Ibu dan bibiku sedang menyiapkan makanan sahur. Mereka semua menjadi martir," tambahnya.

Tiga puluh enam korban tewas disebar di halaman rumah sakit kemudian ditumpuk dimasukkan dalam truk untuk dimakamkan. Kantong jenazah yang tidak mencukupi sehingga beberapa dari mereka dibungkus dengan kain kafan yang sudah berlumuran darah. 

Warga lain, Yussef Tabatibi memperkirakan jumlah korban tewas lebih dari 36 orang. 

"Beberapa martir tidak dapat kami ambil kembali. Kami kekurangan peralatan. buldoser, mesin, atau apa pun," tuturnya.

Baca Juga: Karyawan Google Dipecat Usai Protes Pro-Palestina pada Konferensi Teknologi Israel di New York, Ini Alasannya

"Kami mengambilnya hanya dengan tangan kami. Kami membawa sekop dan palu, tetapi tidak berhasil. Lihatlah sejauh mana kerusakannya," lanjutnya.

Ramadhan Berdarah di Gaza

Jumat pertama Ramadhan, bulan puasa umat Islam yang di mana sudah dimulai sejak hari Senin berlalu dengan damai di Yerusalem Timur. Meskipun ada kekhawatiran ketegangan di komplek suci Masjid Al Aqsa karena blokade Israel, suasana relatif aman.

Berbeda dengan suasana di Gaza. Serangan di Nuseirat merupakan salah satu dari 60 serangan udara mematikan Israel selama satu malam mulai dari Gaza utara hingga Rafah di selatan. Demikian dilaporkan oleh kantor pers pemerintah yang di kelola Hamas.

"Ini adalah malam berdarah," kata Salama Maarouf dari kantor media.

Selama perang yang sudah berlangsung sejak 7 OKtober 2023, Israel telah menewaskan sedikitnya 31.553 orang dengan dalih menghancurkan Hamas. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.

Di Rafah, Gaza selatan, sebuah tempat yang pada awalnya disebut sebagai tempat pengungsian aman kini dilanda kekhawatiran. Kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengumumkan pada hari Jumat, dia telah menyetujui rencana opreasi militer di sana.

Baca Juga: Israel Terus Serang Gaza, PBB: Kelaparan Hampir Tak Bisa Dihindari

Namun, sebelum invasi darat terwujud, serangan udara terus berlanjut. Pada Sabtu dini hari waktu setempat ini, Zionis menewaskan Issa Duhair, muazin sebuah masjid, bersama kedua putranya.

Mahmoud Duhair, seorang kerabat Issa yang berusia 41 tahun menggambarkan muazin tersebut sebagai orang baik. Dia patih dan mengumandangkan azan terakhir sebelum fajar pada hari tewasnya. Dia sedang makan sahur bersama keluarga ketika rumahnya diserang. ***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah