Mahkamah Internasional PBB Peringatkan Situasi Berbahaya di Rafah, Israel: Perang Terus Berlanjut

17 Februari 2024, 10:25 WIB
Mahkamah Internasional PBB (ICJ) khawatir dengan situasi berbahaya di Rafah, Gaza selatan jika Israel menyerang secara besar-besaran. /Ibraheem Abu Mustafa/

LINGKARTANGERANG.COM - Israel diduga benar-benar akan menyerang Rafah, wilayah selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Jumat, 16 Februari 2024 pasukan sudah menyerang dan mengepung RS Nasser di Khan Younis.

Situasi Rafah disebut berbagai sebagai berbahaya. Mahkamah Internasional PBB (ICJ) yang baru saja memutuskan untuk tidak memerintahkan pemerintah Zionis melakukan apapun, bereaksi. 

Mahkamah Internasional PBB (ICJ)  menuntut penerapan segera tindakan sementara, seperti gencatan senjata.

Baca Juga: Setelah Gaza Tengah, Kini Israel Mulai Serang Rafah saat Diplomasi Gencatan Senjata

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang masih terus memberikan bantuan militer terhadap sekutu utamanya di Timur Tengah hanya berharap. Gedung Putih meminta Israel tidak melakukan invasi besar-besaran ke Rafah. Sebuah tempat di mana 1,4 juta warga Palestina berlindung.

Dalam catatan Otoritas Palestina, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 28.775 warga dan melukai 68,552 orang. Pihak Israel mengklaim, jumlah korban tewas dari pihaknya 1139 orang.

Perang akan Terus Berlanjut

Desakan senjata terus menyudutkan Israel dan sekutu AS. Namun, pihak PM Netanyahu dan pasukannya tidak bergeming.

Menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz mengatakan, pertempuran di Gaza dapat berlanjut hingga bukan suci Ramadhan jika Hamas tidak membebaskan tawanan.

"Perang dapat berlanjut hingga Ramadhan yang dimulai bulan Maret dan meluas ke Rafah jika sandera tidak dibebaskan," ancam Gantz sebagaimana dilansir LingkarTangerang.Com dari Al jazeera, Sabtu 17 Februari 2024.

Baca Juga: China Kutuk Serangan AS ke Irak dan Suriah, Gencatan Senjata di Gaza Jadi Syarat Perdamaian Regional

Ancaan Gantz dikeluarkan setelah Zionis mengumumkan akan menyerang Rafah dan mendapat kecaman dari berbagai belahan dunia. PBB khawatir serangan akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.

Truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza juga masih tidak menentu. Selama perang hanya rata-rata 133 buah yang masuk ke wilayah konflik setiap hari. Angka itu turun drastis dari 500 truk perhari sebelum 7 Oktober 2023. Apalagi selama ini Rafah hanya satu-satunya tempat masuknya bantuan yang diizinkan.

Bahkan, Kamis lalu hanya 20 truk yang masuk. Warga Palestina yang kelaparan terpaksa memakan rumput liar untuk mengganjal perut.

Baca Juga: Setelah Serang Irak dan Suriah, AS Kembali Sasar Houthi di Yaman Bersama Inggris

Otoritas Israel masih memblokir pengiriman tepung dalam jumlah besar di Pelabuhan Ashdood. Tidak heran, rencana Tel Aviv melakukan serangan ke Rafah mengkhawatirkan berbagai pihak. ***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler