Warga lain, Yussef Tabatibi memperkirakan jumlah korban tewas lebih dari 36 orang.
"Beberapa martir tidak dapat kami ambil kembali. Kami kekurangan peralatan. buldoser, mesin, atau apa pun," tuturnya.
"Kami mengambilnya hanya dengan tangan kami. Kami membawa sekop dan palu, tetapi tidak berhasil. Lihatlah sejauh mana kerusakannya," lanjutnya.
Ramadhan Berdarah di Gaza
Jumat pertama Ramadhan, bulan puasa umat Islam yang di mana sudah dimulai sejak hari Senin berlalu dengan damai di Yerusalem Timur. Meskipun ada kekhawatiran ketegangan di komplek suci Masjid Al Aqsa karena blokade Israel, suasana relatif aman.
Berbeda dengan suasana di Gaza. Serangan di Nuseirat merupakan salah satu dari 60 serangan udara mematikan Israel selama satu malam mulai dari Gaza utara hingga Rafah di selatan. Demikian dilaporkan oleh kantor pers pemerintah yang di kelola Hamas.
"Ini adalah malam berdarah," kata Salama Maarouf dari kantor media.
Selama perang yang sudah berlangsung sejak 7 OKtober 2023, Israel telah menewaskan sedikitnya 31.553 orang dengan dalih menghancurkan Hamas. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Di Rafah, Gaza selatan, sebuah tempat yang pada awalnya disebut sebagai tempat pengungsian aman kini dilanda kekhawatiran. Kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengumumkan pada hari Jumat, dia telah menyetujui rencana opreasi militer di sana.
Baca Juga: Israel Terus Serang Gaza, PBB: Kelaparan Hampir Tak Bisa Dihindari