Kemarahan Internal terhadap Biden Capai Puncak Akibat Kebijakannya di Gaza

- 15 Januari 2024, 05:57 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menghadapi kemarahan internal akibat dukungannya terhadap Israel terus-menerus.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menghadapi kemarahan internal akibat dukungannya terhadap Israel terus-menerus. /Instagram.com/@joebiden

LINGKARTANGERANG.COM - Setelah 100 hari serangan Israel ke Kota Gaza, kemarahan internal Amerika Seritat (AS) terhadap presidennya, Joe Bidan mencapai puncak.

Kemarahan internal tersebut terjadi karena pilihan pemerintahan Biden yang tetap memberikan dukungan penuh kepada Zionis. Aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan di Negeri Paman Sam agar AS mendukung gencatan senjata.

Namun, sampai saat ini belum ada tindakan nyata. Bahkan di DK PBB, Washington selalu menggunakan hak vetonya untuk menolak.Terakhir, Gedung Putih di bawah komando Biden memerintahkan serangan udara ke Yaman dengan alasan menargetkan Kelompok Houthi.

Houthi merupakan kelompok perjuangan yang beberapa kali menghadang pelayaran di Laut Merah yang mendukung Israel. Hal yang dikhawatirkan akan mendorong perang lebih luas.

Baca Juga: Di Tengah Kekhawatiran Dampak Perang Israel dan Ekonomi, Biden Serang Trump Saat Kampanye Perdana

Keputusan Biden secara eksponensial meningkatkan tingkat kemarahan anggota parlemen dan kaum progresif yang bekerja sejak Oktober 2023 untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.

Kemarahan yang tidak hanya terjadi pada kubu progresif tetapi juga staf yang bekerja di bawah presiden. Rasa frustasinya mencapai titik puncak.

"Tingkat kemarahan terhadap Joe Biden sekarang sama dengan kepada Donald Trump," kata staf Capitol Hill yang tidak disebutkan namanya saat AS melakukan serangan pertama ke Yaman, sebagaimana dilansir LingkarTangerang.com dari Middle East Eye, Sabtu 14 Januari 2024.

"Gagasan bahwa dia melakukan itu dan meminta kami memilihnya adalah hal yang menggelikan," tambahnya. "Saya tidak tahu, di planet mana mereka beroperasi, tapi ini bukan cara menang di bulan November (pemilihan presiden-red)."

Halaman:

Editor: H Prastya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah