Network
LINGKARTANGERANG.COM - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Dia juga mengaku telah berkomunikasi dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Menurut Hasto, komunikasi yang dilakukan pihaknya dengan tim AMIN dan JK adalah terkait pembentukan poros baru di putaran kedua Pilpres 2024 dan kekhawatiran kecurangan dalam pemilu.
Menanggapi pertemuan Hasto dengan tim AMIN dan JK ini, pengamat politik Rocky Gerung ikut buka suara. Menurutnya, saat ini kehidupan demokrasi Indonesia sedang diuji.
Karenanya, kata Rocky Gerung, sejumlah tokoh mengambil inisiatif untuk membuka jalan agar kecemasan publik tak berlanjut hingga pemilu 2024 diselenggarakan pada Februari yang akan datang.
"Kan bagaimanapun walau lembaga survei mengatakan ya Prabowo menyusul Anies, menyusul Ganjar atau ada yang sebut bahwa Ganjar akan tersingkir, tetapi kan politik itu sangat liar dan liar," kata Rocky Gerung.
"Kehidupan demokrasi kita sedang diuji, bisa gak beberapa tokoh itu mengambil inisiatif untuk menerobos atau membuka jalan supaya kecemasan publik itu tidak ditunggu sampai selesai di kotak suara. Justru sebelum kotak suara ini dibuka, orang sudah menduga tokoh yang akan diuntungkan si ini, si itu, jadi buat apa promosi lembaga survei," tambahnya, dikutip LingkarTangerang.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 13 Januari 2023.
Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu menilai JK mengerti dan membaca kondisi yang membuat publik gelisah, di mana mahasiswa sudah marak meneriakkan golput di pemilu 2024.
"Saya kira Pak Jusuf Kalla mengerti itu dan dia baca bahwa ada keadaan yang menggelisahkan publik, terutama karena mahasiswa sudah bergerak, lalu kemudian isu golput kalau saya pergi ke daerah-daerah itu para mahasiswa kelihatannya bertekad untuk ajukan isu golput walaupun saya bilang 'Kenapa gak boikot pemilu saja' sambil bercanda, wah itu berat tuh," bebernya.
"Jadi bagi mereka, hitungan-hitungan ini adalah hitungan moral. Mungkin golput itu artinya suara mereka gak dipakai, akan dipakai juga oleh kekuasaan untuk dimanipulasi. Tetapi bagi Jusuf Kalla, dia melihat ini sesuatu yang memungkinkan ada semacam gairah baru dalam berpolitik," sambungnya.
