Menurutnya, hal ini merupakan dampak dari regimentasi yang dibuat oleh Jokowi dan keinginan orang nomor satu di Indonesia itu untuk mempertahankan kekuasaannya. Sebaliknya, keinginan rezim untuk menghalangi Prabowo Subianto di Pemilu 2019 juga menghasilkan ketidakjujuran.
"Memang sekarang Jokowi kemudian berdamai dengan Prabowo, itu soal lain. Tetapi fakta bahwa Pak Prabowo dulu 2019 diupayakan untuk dihalangi atau dihalau bahkan dari electoral politics, itu juga mesti kita paham," tegasnya.
"Karena Prabowo yang berjuang untuk mempertanyakan kejujuran Pemilu, mempertanyakan kematian ribuan petugas KPPS, segala macam. Kan itu juga battlefield yang mesti kita ingat tuh. Jadi jangan terlalu pendek ingatan sejarah Pak Todung Mulya Lubis sebagai tim TPN, bukan sebagai advokat," imbuhnya.***