Hamas menginginkan, perjanjian harus menjamin gencatan senjata yang lengkap dan komprehensif, penarikan penuh pasukan dari wilayah yang diduduki setelah 7 Oktober 2023 dan kebebasan bergerak bagi penduduk di seluruh Gaza.
Negara-negara di dunia khawatir, penarikan pasukan dari Rafah yang berbatasan dengan Mesir mengindikasikan serangan baru dalam waktu dekat. Namun, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby menyatakan sebaliknya. Pengurangan pasukan kemungkinan merupakan bagian dari istirahat dan perbaikan saja, tidak selalu mengindikasikan peningkatan serangan.
Baca Juga: Ramadhan Berdarah, Israel Serang Warga Sipil Palestina di Kamp Nuseirat Gaza Tengah
Bagaimana pun, pertempuran selama enam bulan telah membebasni militer dan perekonomian Israel. Banyak pakar keamanan negara tersebut mengatakan, mereka melihat ancaman yang lebih besar dari Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Selain itu, Israel juga mewaspadai kemungkinan serangan balasan dari Iran sebagai reaksi atas terbunuhnya jenderal Iran, 1 April lalu. ***