Israel dan AS Tolak Desakan Negara-negara Arab untuk Gencatan Senjata Meski Korban Terus Berjatuhan

- 5 November 2023, 10:04 WIB
Israel dan AS tolak gencatan senjata dan menyerang Gaza selama 24 jam.
Israel dan AS tolak gencatan senjata dan menyerang Gaza selama 24 jam. /Amir Cohen/

LINGKARTANGERANG.COM - Serangan Israel terhadap Kota Gaza, Palestina yang dianggap sebagai markas Hamas tidak berhenti selama sebulan terakhir. Sampai hari Sabtu 4 November 2023 negara yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu tersebut telah menewaskan lebih dari 9.488 warga Palestina yang sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Tuntutan dari berbagai belahan dunia untuk gencatan senjata terus menggema. Mereka menyerukan atas nama kemanusiaan agar serangan Israel dihentikan.

Korban yang jatuh akibat serangan Israel kini sudah sangat banyak. Bahkan, Sabtu malam, bom menyerang kamp pengungsi Maghazi. Kantor berita Palestina WAFA melaporkan 51 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.

Menteri Luar Nageri AS, Anthony Blinken sudah bertemu dengan PM Benyamin Netanyahu, Jumat, 3 November 2023. Pertemuan hanya menegaskan penolakan terhadap tuntutan  gencatan senjata atau jeda kemanusiaan.

Baca Juga: Israel Akui Serang Ambulans Dekat RS di Gaza, PBB: Sangat Terkejut dan Ngeri

Baik Israel maupun AS sepakat, gencatan senjata akan menguntungkan Hamas, kelompok perjuangan Palestina. Penghentian sementara akan memungkinkan mereka berkumpul kembali dan menyerang lagi.

Tuntutan Gencatan Senjata Negara Arab

Israel yang sudah menyerang Gaza sejak 7 Oktober 2023 membuat kekhawatiran global. Serangan ke Gaza dari udara dan darat akan memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah pendudukan. 

Para menteri luar negeri negara-negara Arab pada konferensi pers terus mendesak Blinken untuk mendorong Israel melakukan gencatan senjata. Namun, sampai saat ini seruan tersebut diabaikan.

"Perang ini hanya akan menimbulkan lebih banyak penderitaan bagi warga Palestina dan Israel. Ini akan mendorong kita semua kembali ke dalam jurang kebencian dan dehumanisasi," kata Menteri Luar Negeri Yordania, Atyman Safadi dalam konferensi bersama Blinken, sebagaimana dikutip LingkarTangerang.com dari Reuters, Minggu 5 November 2023.

Halaman:

Editor: H Prastya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah