Pasukan Israel Mundur dari RS al-Shifa Setelah Kepung 2 MInggu, Tinggalkan Tumpukan Mayat

3 April 2024, 10:41 WIB
Kondisi RS al-Shifa saat ditinggalkan pasukan Israel setelah pengepungan selama dua minggu. /Dawoud Abu Alkas/Reuters

LINGKARTANGERANG.COM - Pasukan Israel mundur dari RS al-Shifa di Gaza setelah mengepungya selama dua minggu.

Kompleks fasilitas medis terbesar di Palestina, RS al-Shifa ditingggalkan dalam kehancuran setelah pengepungan dua minggu, di mana bangunan-bangunan rusak dan banyak tumpukan mayat.

Pejabat militer IDF menyebut, pasukan Israel telah membunuh 200 orang dan menangkap setidaknya 900 lainnya, selama dua minggu pengepungan RS al-Shifa. Namun, pertahanan sipil Gaza melaporkan, jumlah korban tewas sekitar 300 orang.

Baca Juga: Perundingan Gencatan Senjata Masih Berlangsung, Israel Tewaskan 77 Warga Palestina dalam 24 Jam Terakhir

Pengepungan RS al-Shifa oleh Pasukan Israel

Selain mengakui 200 pembunuhan, tentara Zionis mengatakan, mereka berusaha melakukan serangan tanpa melukai warga sipil dan personil medis. Semua yang tewas adalah anggota Hamas.

Meskipun demikian, organisasi media dan saksi mata menolak klaim tentara Netanyahu. Bahkan, WHO melaporkan, setidaknya 21 pasien meninggal dunia selama pengepungan. Orang-orang yang selamat juga menuturkan, sejumlah warga sipil ikut tewas selama pendudukan.

"Orang-orang ditembak dan diserang. Kami adalah warga sipil," tutur seorang pemuda sebagaimana dilansir LingkarTangerang.Com dari Middle East Eye, 1 April 2024.

"Pemandangannya lebih buruk daripada gempa bumi ... Tidak ada dokter. Ada yang terbunuh, ada yang ditangkap ... Lima belas hari pengepungan di al-Shifa tanpa apa-apa, tanpa makanan dan air," lanjutnya.

Sebagai bukti fisik, media mengungkapkan, struktur kompleks di setiap bangunan rusak. Peralatan dan dokumen hancur berserakan di mana-mana. Di unit bedah khusus, salah satu gedung terbaru, yang tersisa hanya tumpukan batu dan logam. Unit yang hancur, antara lain gedung ginjal dan bersalin, kamar mayat, fasilitas pendingin, serta gedung klinik rawat jalan.

Baca Juga: Ramadhan Berdarah, Israel Serang Warga Sipil Palestina di Kamp Nuseirat Gaza Tengah

Puluhan mayat, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua, memenuhi jalan-jalan dekat kompleks rumah sakit. Sebuah sumber medis menyebut, ratusan mayat ditemukan.

Staf Medis Dieksekusi

Pertahanan sipil Gaza tiba di rumah sakit pada hari Senin, beberapa saat setelah militer dari Tel Aviv menarik diri. Mereka memulai operasi pemulihan.

Di luar halaman, orang-orang menggali kuburan untuk menguburkan orang-orang terbunuh yang jenazahnya dibiarkan membusuk selama dua pekan terakhir.

Masyarakat Bulan Sabit Merah (PRCS) mengatakan, gedung rumah sakit dibakar Israel selama operasi dan tim pertahanan sipil tidak diizinkan untuk memadamkannya.

"Situasinya mengerikan. Staf medis, beberapa dari mereka dibunuh. Yang lain disiksa, yang lain ditahan," kata Raed al-Nims, Juru Bicara PRCS.

Menurut laporan saksi mata secara resmi, banyak warga sipil yang dieksekusi. Mereka dibunuh oleh Zionis, termasuk staf medis, dokter dan perawat. Tentara sengaja melakukannya.

Baca Juga: Pasukan Israel Pasang Barikade Besi, Cegah Warga Palestina Shalat Jumat di Masjid Al Aqsa

"Kami belum memiliki angka pasti. Akan tetapi tidak ada keraguan bahwa banyak dari mereka yang dibunuh secara langsung oleh pasukan Israel atau mati kelaparan," lanjut Raed.

Sebelumnya, Juru Bicara Militer IDF, Daniel Hagari, mereka yang ditangkap di RS al-Shifa adalah pejabat Hamas yang sangat penting. Namun, sampai saat ini pihaknya belum memberikan bukti apa pun atas klaim tersebut.

Hagari hanya mengatakan, identitas korban tidak diungkapkan karena mereka memiliki informasi intelejen yang signifikan. ***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler