Sehari Setelah Banjir di Dubai, Aktivitas Bandara Masih Alami Gangguan dan Banyak Kerusakan

- 19 April 2024, 08:55 WIB
Suasana setelah banjir di Dubai. UEA
Suasana setelah banjir di Dubai. UEA /Amr Alfiky/Reuters

LINGKARTANGERANG.COM - Banjir di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) merupakan yang terberat dialami salah satu negara teluk tersebut selama selama 75 tahun. Air membuat hampir seluruh aktivitas negara terhenti dan menyebabkan banyak kerusakan signifikan.

Banjir di Dubai membuat warga terjebak lalu lintas, perkantoran, dan rumah. Banyak yang melaporkan adanya kebocoran di rumah, sementara rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan mal-mal dibanjiri air yang mengalir dari atap.

Sampai sampai saat ini seluruh negara masih berjuang untuk mengatasi akibat banjir di Dubai. Pekerja darurat mencoba membersihkan jalan-jalan yang tersumbat air. Mereka menggunakan truk pemadam kebakaran untuk memompa air dari jalan yang tergenang setinggi pinggang.

Beberapa kendaraan, termasuk bus hampir seluruhnya terendam dan antrean panjang terjadi di SPBU.

Baca Juga: Iran Pamerkan Rudal, Siap Hadapi Potensi Serangan Israel

Bandara Internasional Dubai, yang merupakan pusat perjalanan utama, berjuang untuk mengatasi tumpukan penerbangan dan banyak jalan masih terendam. 

Lalu lintas masih sangat terganggu. Jalan raya melalui Dubai dikurangi menjadi satu jalur dalam satu arah. Sementara itu, Jalan utama yang menghubungkan Dubai dengan Abu Dhabi ditutup ke arah Abu Dhabi.

Kondisi Terkini Bandara setelah Banjir di Dubai

Operasional bandara di Dubai masih terganggu setelah badai pada Selasa, 16 April 2024 lalu. Saat itu, air membanjiri landasan pacu sehingga mengakibatkan pengalihan, penundaan, dan pembatalan penerbangan.

Kamis pagi, 18 April 2024 pihak bandara mengatakan, telah kembali menerima penerbangan masuk di Terminal 1 yang digunakan oleh maskapai asing. Kenyataannya, penerbangan masihe terus ditunda.

Setelah itu, manajemen juga menyebut, check-in dibuka di Terminal 3 untuk penerbangan Emirates dan Flydubai. Namun tidak semua penumpang dapat diberangkatkan karena ada banyak orang yang mengantre.

Oleh karena itu, syarat check-in berlaku, mereka yang masuk terminal hanyalah yang sudah memiliki konfirmasi dari maskapai penerbangannya.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Qatar Bahas Ketegangan Regional Pasca Serangan Iran ke Israel

Bandara juga mengalami kesulitan menyediakan makanan bagi penumpang yang terdampar karena jembatan dan alan-jalan di dekatnya masih terhalang banjir. Kepadatan yang berlebihan juga membatasi akses bagi mereka yang memesan makanan.

Badai dan Banjir di Dubai

Pada awalnya melanda negara tetangga, Oman pada hari Minggu 14 April 2024. Angin membawanya sampai ke UEA pada hari Selasa, membanjiri jalan-jalan dan menyebabkan kemacetan selama berjam-jam karena air hujan menggenangi rumah-rumah.

Satu orang dilaporkan tewas di Dubai dan 20 lainnya di Oman sebagaimana dilansir LingkarTangerang.Com dari Reuters. Kamis 18 April 2024.

Pihak berwenang telah meminta pegawai pemerintah dan pelajar untuk tinggal di rumah sambil menunggu jalan dibersihkan.

Meski demikian, banyak toko bahan makanan mulai mengisi kembali rak-rak toko, akan tetapi pasokan makanan segar masyarakat Indonesia lebih sedikit.

Layanan pengiriman di seluruh Dubai yang membuat penduduk dapat memesan apa saja secara online perlahan sudah mulai berjalan setelah dua hari tutup.

Hujan sebenarnya jarang terjadi di UEA dan wilayah lain di Semenanjung Arab yang beriklim gurun kering. Suhu udara di musim panas mencapai 50 derajat Celcius. Pemerintah sering melakuknkan penyemaian awan agar hujan.

Baca Juga: Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan, Netanyahu: TIdak Akan Menyerah pada Tuntutan Ekstrem

Setelah badai, banyak yang mempertanyakan kemungkinan penyemaian awan mengakibatkan hujan lebat. Namun, para ahli menunjuk pemasanan global yang mengakibatkan cuaca ekstrem.

Perubahan iklim dengan peningkatan suhu kelembapan, membuat resiko banjir semakin besar di negara-negara Teluk. Apalagi di sini kekurangan infrafdtruktur drainase untuk mengatasi hujan lebat.

Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengatakan, dia telah memerintahkan pihak berwenang untuk menilai kerusakan dan memberikan dukungan kepada keluarga yang terdampak badai. ***

Editor: H Prastya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah