Gencatan Senjata Gagal, Israel Tingkatkan Serangan dan Pejuang Palestina Terus Lakukan Perlawanan

24 April 2024, 11:38 WIB
Puing-puing di Gaza utara stelah gencatan senjata yang gagal dan Israel meningkatkan serangan. /Mahmoud Issa/Reuters

LINGKARTANGERANG.COM - Gencatan senjata yang diinisiasi Qatar antara Hamas dan Israel gagal terjadi. Zionis tidak mau menghentikan serangan ke Gaza dengan alasan memberikan kesempatan lawan untuk terus ada.

Gencatan senjata yang gagal membuat Israel meningkatkan serangan hingga ke Rafah, Selasa 22 April 2024. Bahkan, bagian Utara Gaza yang sebelumnya hampir ditinggalkan karena sudah rata dengan tanah kembali menjadi pusat serangan.

Meskipun demikian, pihak Hamas dan kelompok pejuang Islam lain di Palestina terlihat masih bisa melancarkan serangan balasan. 

Baca Juga: Sehari Setelah Banjir di Dubai, Aktivitas Bandara Masih Alami Gangguan dan Banyak Kerusakan

Sayap bersenjata Jihad Islam, sebuah kelompok yang bersekutu dengan Hamas mengaku, bertanggung jawab atas serangan terhadap Sderot dan Nir Am.

Hal ini menunjukkan para pejuang masih dapat meluncurkan roket hampir 200 hari setelah perang, padahal tentara Israel telah meratakan sebagian besar Gaza dan membuat sebagian besar pengungsi terlantar.

Israel Tingkatkan Serangan

Menurut warga Pelstina, serangan Israel meningkat pada hari Selasa dibandingkan beberapa pekan terakhir.

Tentara juga memerintahkan evakuasi baru di bagian Utara Jalur Gaza sambil memperingatkan warga sipil bahwa mereka berada di zona pertempuran yang berbahaya.

Serangan melalui udara dan penembakan dari tank di darat juga dilaporkan terjadi di wilayah tengah dan selatan yang menurut penduduk merupakan pemboman yang hampir tanpa henti.

Dalam sebuah postingan di media sosial X, Juru Bicara Militer Israel, Avichay Adraee mendesak penduduk empat zona di Utara Brit Lahia untuk pindah ke tempat perlindungan di dua wilayah yang ditentukan.

Dia mengatakan, pihaknya akan bekerja dengan kekuatan ekstrem melawan infrastruktur teroris dan elemen subversif di wilayah tersebut.

Tank-tank yang bermalam melakukan serangan baru di timur Beit Hanoun di tepi Utara Gaza tetapi tidak menembus jauh ke dalam kota.

Baca Juga: Iran Pamerkan Rudal, Siap Hadapi Potensi Serangan Israel

Asap hitam tebal terlihat membubung di Gaza Utara dari seberang perbatasan selatan Israel. Penembakan berlanjut ke wilayah Zeitoun, salah satu kota tertua di Gaza.

Penduduk melaporkan, setidaknya 10 serangan dalam beberapa detik saja di sepanjang jalan utama.

"Itu adalah salah satu malam mengerikan yang kami alami pada awal perang. Pengeboman dari pesawat dan tank tidak berhenti," kata Um Muhammad, 53 tahun, ibu enam anak yang tinggal 709 meter dari Zeitoun sebagaimana dilansir LingkarTangerang.Com dari Al Arabiya, Rabu 24 April 2024.

"Saya harus berkumpul dengan anak-anak dan saudara perempuan yang datang untuk berlindung bersama di satu tempat dan berdoa untuk kehidupan kami ketika rumah terus berguncang," tambahnya.

Tepat di sebelah barat Beit Hanoun di Beit Lahia, serangan udara menghantam sebuah masjid, menewaskan seorang anak laki-laki dan melukai lainnya.

Sementara itu, seorang petugas medis tewas dalam penembakan di dekat stadion kota.

Serangan terpisah di Beit Lahia menghantam kerumuman orang yang berkumpul di jalan pantai untuk mengumpulkan bantuan yang dijatuhkan dari udara. Belum ada konfirmasi korban untuk ini.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Qatar Bahas Ketegangan Regional Pasca Serangan Iran ke Israel

Di tempat lain di daerah kantong tersebut, penembakan menghantam bagian timur kota utama, di selatan Khan Younis sehari setelah tank menyerbu masuk.

Di distrik tengah, empat mayat ditemukan dari sebuah rumah yang dihantam rudal di kamp pengungsi Al Nusseirat.

Serangan dari kelompok Islam Palestina sendiri diketahui berasal dari Gaza Utara dan berhasil menyerang peluncur roket serta menewaskan beberapa tentara. ***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler