Hati-hati! Anda Harus Berpikir Dua Kali untuk Diet, Ternyata Ini Dampak Buruknya

- 30 Januari 2024, 20:22 WIB
Dampak buruk diet
Dampak buruk diet /Pixabay/Bru-nO

LINGKARTANGERANG.COM - Sebuah studi kualitatif baru berfokus pada dampak negatif antarpribadi dan psikologis dari 'diet yo-yo', atau bersepeda berat badan.

Karya ini menekankan bahaya diet yo-yo dan betapa sulitnya bagi orang untuk melepaskan diri dari pola tersebut.

Profesor Komunikasi di North California State University, Lynsey Romo, mengatakan, alih-alih mengurangi berat badan, diet yo-yo justru bisa menambah berat badan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Makanan Diet, Cocok untuk Kamu yang Ingin Turunkan Berat Badan

"Diet yo-yo – menambah berat badan secara tidak sengaja dan melakukan diet untuk menurunkan berat badan hanya untuk menambah berat badan dan memulai kembali siklusnya – adalah bagian umum dari budaya Amerika, dengan diet iseng dan rencana menurunkan berat badan dengan cepat atau obat-obatan yang dinormalisasi saat orang mengejar cita-cita kecantikan," kata Romo, dilansir LingkarTangerang.com dari Hindustan Times pada Selasa, 30 Januari 2024.

“Berdasarkan apa yang kami pelajari melalui penelitian ini, serta penelitian yang ada, kami merekomendasikan agar kebanyakan orang menghindari diet, kecuali jika diperlukan secara medis. Penelitian kami juga menawarkan wawasan tentang bagaimana orang dapat memerangi aspek berbahaya dari perputaran berat badan dan menantang siklus tersebut," tambahnya.

Studi Menunjukkan Mayoritas Orang Dewasa Alami Kenaikkan Berat Badan Saat Diet Yo-Yo

Untuk penelitian ini, para peneliti melakukan wawancara mendalam dengan 36 orang dewasa yang terdiri dari 13 pria dan 23 wanita yang pernah mengalami bersepeda berat badan di mana berat badan mereka turun dan bertambah lebih dari 11 pon.

Tujuannya adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang mengapa dan bagaimana orang-orang memasuki siklus diet yo-yo dan bagaimana, jika memang ada, mereka dapat keluar dari siklus tersebut.

Semua peserta penelitian melaporkan ingin menurunkan berat badan karena stigma sosial terkait berat badan mereka, dan/atau karena mereka membandingkan berat badan mereka dengan selebriti atau teman sebaya.

“Banyak sekali peserta yang melakukan diet bukan karena alasan kesehatan, namun karena mereka merasakan tekanan sosial untuk menurunkan berat badan,” ujarnya.

Halaman:

Editor: H Prastya

Sumber: Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah