LINGKARTANGERANG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming kini sama-sama tengah menjadi sorotan media internasional. Keduanya disorot terkait dua hal yang berbeda.
Jokowi disorot media Times terkait proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sementara, Gibran Rakabuming disorot oleh media The Guardian terkait pencalonan dirinya sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Rocky Gerung buka suara. Menurutnya, media internasional ramai-ramai menyoroti Indonesia lantaran kini Jokowi berubah menjadi seorang despot menjelang akhir jabatannya pada 2024.
Rocky Gerung menilai, dengan dicalonkannya putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto, maka Indonesia kembali tenggelam ke dalam otoritarianisme.
Hal ini tentu dinilainya sangat bertolak belakang dengan demokratisasi yang kini tengah diupayakan oleh banyak negara di dunia.
"Bagi asing, bagaimana mungkin Indonesia itu ditenggelamkan kembali ke dalam otoritarianisme dan itu bertentangan dengan tren dunia untuk melebarkan demokrasi," kata Rocky Gerung.
"Jadi Jokowi gak ngerti bahwa dia itu disorot pers internasional sebagai orang yang mengganggu demokratisasi dunia," tambahnya, dikutip LingkarTangerang.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 5 November 2023.
Ucapan dan tindakan Jokowi disebut bertolak belakang
Kemudian, mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu menyebut Jokowi tidak bisa mendamaikan konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina.
Bukan tanpa alasan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilainya memili watak tirani atau tiran, sehingga sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.