Network
LINGKARTANGERANG.COM - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kini telah didapuk sebagai cawapres Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Padahal sebelumnya, dia sempat berupaya berkoalisi dengan Gerindra dan menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Menanggapi hal ini, pendiri SMRC Saiful Mujani ikut buka suara. Menurutnya, gagalnya PKB berkoalisi dengan Gerindra lantaran Cak Imin hanya dipandang sebelah mata oleh Prabowo Subianto.
Sebaliknya, menurut Saiful Mujani, Cak Imin masih sangat powerful di PKB. Kedudukannya sama seperti Prabowo Subianto di Gerindra.
Baca Juga: Suami Simpan Uang Diam-Diam, Buya Yahya: Ini Alasannya
"PKB berupaya berkoalisi dengan Gerindra, tapi Gerindra hanya ingin PKB nutupi kekurangan 20 persen untuk Prabowo jadi capres. Cak Imin, ketuanya dipandang sebelah mata," kata Saiful Mujani.
"Padahal Cak Imin sangat powerful di PKB seperti Prabowo di Gerindra. Ia merasa dilecehkan lalu menerima jadi bacawapres Anies. Ini pilihan atas dasar harga diri. Lalu KPK datang mau membuka kasus 10 tahun lalu di kementerian di bawah Cak Imin," sambungnya.
Dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu berpendapat, apabila pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin ajeg, maka peta koalisi bisa mencair kembali dan membuka peluang adanya 4 pasangan capres-cawapres di 2024.
Menurutnya, keempat pasangan capres-cawapres itu terdiri dari koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo, NasDem dan PKB, Gerindra dan PAN, serta PKS, Demokrat, dan Golkar.
Meski demikian menurut Saiful, hingga saat ini hanya ada tiga capres yang kompetitif untuk menjadi jangkar koalisi, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Karenanya, tidak menutup kemungkinan bahwa tetap hanya akan ada 3 pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
