LINGKARTANGERANG.COM. Pemilihan Umum di Turki dilaksanakan hari ini, Minggu 14 Mei 2023.
Warga Turki memberikan suara dalam salah satu pemilihan yang disebut-sebut sebagai paling penting dalam sejarah 100 tahun negara tersebut.
Pemilihan Umum akan memutuskan siapa yang akan memimpin Turki selanjutnya.
Baca Juga: Kapan Cawapres untuk Anies Baswedan Diumumkan? Ini Jawaban Mardani Ali Sera
Selain itu, pemungutan suara akan menentukan bagaimana negara yang termasuk anggota NATO itu diatur, arah ekonomi, bentuk kebijakan luar negeri yang diambil.
Mereka memilih antara Recep Tayyip Erdogan (Presiden Turki sekarang), Muharrem Ince, Kemal Kilicdaroglu, dan Sinan Ogan.
Kilicdaroglu disebut-sebut sebagai penantang utama Erdogan.
Sebelumnya, jajak pendapat menunjukkan Kilicdaroglu yang memimpin oposisi dengan aliansi enam partai unggul lebih dari 50 persen.
Namun, banyak yang melihat pertarungan akan seimbang. Jika tidak ada yang mencapai suara lebih dari 50 persen, pemilihan umum akan diulang pada 28 Mei 2023.
Pemilu sudah ditutup jam 5 sore waktu setempat. Hasilnya baru akan diumumkan pada pukul 21.00 waktu Turki.
Undang-undang Turki melarang pengumuman hasil sebelum waktu yang ditentukan.
Erdogan yang saat ini berusia 69 tahun adalah seorang yang berpengalaman memenangkan banyak pemilu.
Meskipun disebut sebagai seorang diktator dan otoriter oleh lawan, dia menyangkal.
Saat ikut memberikan suara di Istanbul, Erdogan menjabat tangan petugas pemilihan dan berbicara di depan televisi.
"Kami berdoa kepada Tuhan untuk masa depan yang lebih baik bagi negara kami, bangsa, dan demokrasi," ucap Erdogan sebagaimana dikutip LingkarTangsel.Com dari Reuters, Minggu 14 Mei 2023.
Pendukung Presiden Erdogan sampai saat ini juga masih cukup banyak.
Salah seorang warga Turki, Mehmet Akif Kahraman mengatakan, Erdogan masih mewakili masa depan meskipun sudah dua dekade berkuasa.
"InsyaAllah, Turki akan menjadi pemimpin dunia," kata Mehmet.
Sementara itu, Kilicdaroglu berusia 74 tahun. Dia mempimpin Aliansi Bangsa yang terdiri dari enam partai. Salah satunya adalah Partai Rakyat Republik (CHP) sekuler yang didirikan oleh pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Kilicdaroglu memberikan suara di Ankara. Dia muncul dan memberikan tepuk tangan kepada kerumunan yang menunggu.
"Saya menawarkan cinta dan rasa hormat yang paling tulus kepada semua warga negara yang pergi ke kotak syara dan memilih. Kami semua sangat merindukan demokrasi," katanya.
Baca Juga: Fokus Pilpres 2024, Cak Imin Tidak Daftar Bacaleg: Presiden atau Wapres
Warga yang mendukung Aliansi Bangsa melihat Erdogan sebagai simbol kediktatoran. Mereka takut, jika presiden lama yang masih berkuasa, pemerintahan akan lebih otokratis.
"Saya melihat pemilihan ini sebagai pilihan antara demokrasi dan kediktatoran," ujar Ahmet Kalkan, pekerja sektor kesehatan berusia 64 tahun.
"Saya memilih demokrasi dan berharap negara saya memilih demokrasi," pungkasnya. ***